Ini Penyebab Ibu Hamil di Musi Rawas Diserang Gerombolan Gajah Liar
INFOPOLISI,NET | PALEMBANG
Insiden tragis yang dialami Karsini (34), seorang ibu hamil yang tewas akibat serangan gerombolan gajah liar, di Kabupaten Musi Rawas (Mura) menjadi sorotan berbagai pihak.
Sejumlah kalangan masyarakat dibuat bertanya-tanya penyebab gerombolan gajah tersebut menyerang wanita yang tengah hamil lima bulan ini.
Kapolsek Muara Lakitan, AKP M A Karim, menjelaskan penyebab serangan gajah tersebut.
Berawal segerombolan gajah yang diperkirakan sekitar 15 ekor, sedang mencari makan di kebun karet yang dikelolah korban dan suaminya.
“Ya mungkin musim kemarau seperti ini gajah juga kesulitan mencari makan, sehingga mereka sampai ke area kebun karet warga,” jelasnya.
Korban yang melihat segerombolan gajah liar tersebut masuk dan mengacak-acak kebun yang dikelolahnya berinisiatif mengusir gajah tersebut dengan cara mengeluarkan suara gaduh dengan memukul jeriken.
Mendengar suara tersebut, segerombolan gajah tersebut bukannya takut dan lari, justru sebaliknya mendatangi sumber suara.
Korban yang melihat gajah bukannya lari, tapi sebaliknya justru mendekat kepadanya bermaksud kabur menyelamatkan diri.
Namun sia-sia, lari gajah lebih cepat dari larinya korban sehingga korban terinjak-injak oleh gerombolan gajah tersebut.
“Untuk itu, kita sudah mengimbau kepada warga, agar bila menemukan gajah masuk ke kebun dan makan isi kebun mereka biarkan saja, karena kita juga tidak bisa melakukan apapun,” ujar Karim.
Karena belajar dari kasus yang sudah ada, jangan sampai justru menjadi korban.
“Kejadian seperti inikan hampir setiap tahun, tapi selama ini gajah hanya merusak kebun dan pondok warga, tapi kejadian kali ini yang terparah sampai ada korban yang meninggal,” ungkap Karim.
Dikatakan Karim, biasa setelah kenyang gerombolan gajah-gajah tersebut akan pergi sendiri.
Mereka akan berjalan menjauh dan meninggalkan lokasi yang ada.
“Kita tidak tahu mereka larinya kemana, bisa ke PALI bahkan bisa sampai Lampung, tapi kita tidak tahu rute atau hutan yang mereka lalui,” jelas Karim.
Gajah Sumatera merupakan hewan yang dilindungi, aparat kepolisian dan masyarakat juga tidak bisa menembak atau menyakiti mereka.
“Satu-satunya cara, biarkan mereka makan kemudian pergi dan jangan diganggu agar mereka tidak menyerang manusia,” kata Karim.
Walaupun lanjut Karim, resikonya kebun harus rusak dan petani merugi.
“Keselamatan lebih utama, dari pada mengusir mereka (gerombolan gajah) tetapi harus dibayar dengan nyawa,” terangnya.
Untuk kerusakan kebun, Karim, menganjurkan para petani melaporkan masalah tersebut ke aparat atau pemerintah desa setempat, agar ditindaklanjuti ke tingkat atas untuk dicarikan solusinya.
Terpisah Kepala Seksi BKSDA wilayah 2 Lahat, Yusmono mengatakan pihaknya telah menurunkan petugas ke lapangan. Bahkan, untuk melakukan pemantauan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan PT MHP.
“Dari dulu memang sudah ada gajahnya dan kita terus memantau bersama PT MHP untuk perkembangan gajah disitu kita identifikasi,” katanya.
Selain itu pihaknya akan memanggil ataupun mengundang pihak-pihak yang terkait untuk bersama-sama mendiskusikan bagaimana langkah selanjutnya.
Sebab menurutnya, disana ada perusahaan-perusahaan juga yang punya izin kawasan sekitar daerah itu seperti PT MHP.
Seperti diberitakan palpos sebelumnya Insiden tragis menimpa Karsini, seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun asal Desa Talang Jaya Indah, Kecamatan Betung, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Karsini tewas setelah diserang oleh kawanan gajah liar saat sedang menyadap getah karet di kebun milik Barno di Desa Tri Anggun Jaya, Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu pagi, 8 September 2024, sekitar pukul 06.00 WIB. (Kadim)
Tinggalkan Balasan