INFOPOLISI.NET | CILEGON 

Pekerjaan pemasangan kaca di ruang tunggu Pelabuhan Merak, Banten, yang dikerjakan oleh PT Anugrah Mitra Sejati (AMS), menjadi sorotan karena diduga mengabaikan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pada 17 Oktober 2024, pantauan awak media menunjukkan bahwa para pekerja PT AMS tidak menggunakan APD lengkap, meskipun ASDP Merak mewajibkan pemenuhan standar K3 bagi semua vendor yang bekerja di area pelabuhan. Kamis 17/10/24.

Beberapa pekerja terlihat tidak mengenakan helm, sepatu pengaman, maupun perlengkapan keselamatan lainnya. Saat dikonfirmasi, Cecep, salah satu penanggung jawab dari PT AMS di lokasi proyek, mengakui bahwa kelengkapan APD tidak digunakan sepenuhnya dalam pekerjaan tersebut.

“Itu finishing, butuh kerapian untuk sudut-sudut. Kalau pakai helm kerja, nanti terhalang pekerjaan di titik-titik tertentu. Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian, dan kalau memakai sepatu, takut kotor. Form K3 dari ASDP sudah diisi untuk pekerjaan lain, namun untuk finishing belum kami isi,” ungkapnya.

Kendati begitu, hal ini dinilai bertentangan dengan regulasi yang mengatur penggunaan APD di lingkungan kerja. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), serta Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, mewajibkan perusahaan untuk menyediakan dan memastikan penggunaan APD yang memadai.

APD seperti helm, sarung tangan, sepatu pengaman, dan kacamata pelindung merupakan perlengkapan standar yang harus digunakan untuk melindungi pekerja dari potensi bahaya di tempat kerja. Hingga berita ini diturunkan, ASDP pusat belum memberikan tanggapan resmi terkait temuan ini.

Kasus ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan lebih ketat dalam implementasi K3 di proyek-proyek yang berlangsung di area pelabuhan.(Bdi)