INFOPOLISI.NET | NTB – Simpang Aik Jati, salah satu titik strategis penghubung utama di Pulau Sumbawa, kini berubah menjadi pusat demonstrasi besar-besaran yang melumpuhkan aktivitas lalu lintas dari tiga arah sekaligus: Jalan menuju Tano, Sumbawa, dan Sumbawa Barat. Aksi ini digerakkan oleh Koalisi Percepatan Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (KP4S), yang menuntut kejelasan dan kepastian hukum terkait pembentukan provinsi pulau Sumbawa.
Sejak pagi hari, ribuan massa telah memadati kawasan Simpang Aik Jati. Jalan-jalan utama dipenuhi kendaraan yang tak bisa bergerak, dengan antrean panjang mencapai beberapa kilometer di tiga penjuru. Aktivitas masyarakat terganggu total, dan distribusi logistik pun terhambat akibat akses jalan yang terputus.
Dalam pernyataannya, Ketua KP4S, Zakaria Surbini, menegaskan bahwa aksi ini tidak akan berhenti sampai pemerintah pusat memberikan tanggapan serius terhadap tuntutan mereka.
“Kami tidak akan mundur sedikitpun walaupun kami menginap di Simpang Aik Jati ini untuk melumpuhkan aktivitas lalu lintas. Kalau kami tidak didengar, kami akan bertahan di sini hingga enam hari ke depan, sesuai dengan pemberitahuan yang sudah kami layangkan sebelumnya,” ujar Zakaria saat berorasi di hadapan massa.
Ditempat yang sama orator ulung dari Dompu Wahyu kami tidak akan bergeser sedikitpun walaupun sampai 6 hari kedepan sampai ada kepastian yang mengikat secara hukum dari pemerintah pusat, dan kami siap mendirikan tenda di tengah jalan, namun kami berharap pihak kepolisian bisa berkodinasi cepat pemerintah agar segera mengambil tindakan yang cepat agar tidak ada yang dirugikan.
Aksi ini bukan tanpa peringatan. KP4S telah menyampaikan surat pemberitahuan resmi sebelumnya kepada pihak keamanan dan pemerintah daerah mengenai rencana aksi ini. Namun, besarnya dampak aksi terhadap aktivitas masyarakat membuat situasi di lapangan menjadi sangat krusial.
Para peserta aksi membawa spanduk dan poster bertuliskan berbagai tuntutan dan aspirasi masyarakat Pulau Sumbawa, yang selama bertahun-tahun merasa pembangunan di pulau Sumbawa sangat lamban dibanding dengan pulau Lombok sehingga pulau Sumbawa ingin mandiri dan sejatra di pulau sendiri.
Petugas kepolisian dan aparat keamanan tampak berjaga di lokasi untuk memastikan aksi tetap berjalan damai. Namun hingga siang sore hari, upaya untuk membujuk massa agar membuka sebagian akses jalan belum membuahkan hasil.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah pusat terkait aksi tersebut. KP4S menyatakan akan terus bertahan dan bahkan mengancam akan memperluas aksi jika tidak ada respon yang dianggap memadai dalam waktu dekat.
Situasi ini menunjukkan bahwa wacana pemekaran wilayah masih menjadi isu yang sangat sensitif dan perlu penanganan serius agar tidak menimbulkan instabilitas sosial yang berkepanjangan.(EH)









